Rabu, 26 Mei 2010

Simulasi 555 with Delphi


Gambar diatas adalah salah satu apikasi buatan saya dengan menggunakan Delphi 7 . Rangkaiannya simple menggunakan IC 555 dan 2 Buah Resistor dan 1 Buah Capasitor Electrolit. Tujuan saya adalah untuk memudahkan mensimulasi dan mendapatkan hasil waktu saat HIGH dan saat LOW pada suatu Rangkaian Flip Flop ( IC 555 ).

Cara Kerja :
Dari Perhitungan rumus dibawah ini :
t1 ( Waktu saat Output High ) = 0.693 x (R1+R2) x C
t2 ( Waktu saat Output Low ) = 0.693 x R2 x C
Duty Cycle = R1+R1 / R1+2R2
Frequency =

didapat : saat memasukkan nilai Resistor dan capasitornya serta men-klik Tombol Astable/Monostable ( Berlaku rangkaian disampingnya ), akan ketemu waktu saat output HIGH ( Detik ) dan Output LOW ( Detik ) . dimana saat output HIGH Lampu akan menyala dengan selang waktu selama ... Detik. sebaliknya, saat output LOW Lampu akan padam dengan selang waktu selama ... Detik.
Bentuk Pulsa / Keluaran HGH-LOW di ilustrasikan dalam bentuk angka (%) pada hasil Duty Cycle.

Untuk lebih jelasnya Silahkan Download aplikasi pada Link Dibawah ini :
Simulasi 555

Senin, 24 Mei 2010

Sabtu, 22 Mei 2010

Melihat Kondisi Mesin Dari Busi

Melihat Kondisi Mesin Dari Busi



Banyak cara mengetahui kondisi mesin. Salah satunya adalah dari hasil pembakaran yang terjadi dikepala busi. Cermati lebih lanjut agar langkah preventif dapat dilakukan.
Busi, si mungil ini memiliki peranan penting dalam proses pembakaran pada kendaraan, jika pembakarannya sempurna maka tenaga motor kita pun akan relatif besar. Busi yang baik mampu bekerja dalam suhu 4000 C dalam tekanan 100 bar. Meski keawetan busi utamanya ditentukan setting mesin yang mencakup sistem pengapian dan campuran bahan bakar, namun saat penggantian busi bisa dilihat pula bagaimana kondisi mesin sesugguhnya. berikut ini adalah beberapa keadaan busi beserta penyebabnya:

1. Normal
Kondisi ini bisa dilihat pada warna dari ujung/ elektrode busi, elektroda pada busi yang pembakarannya normal biasanya berwarna abu-abu terang atau coklat kemerahan. dalam hal ini kondisi mesin, setting mesin, waktu pengapian dan type busi dalam keadaan prima dan sesuai dengan keadaan pabrik.

2.Banyak terdapat abu berwarna hitam
Pada ujung insulator, elektrode dan busi tertutup abu sisa pembakaran yang kering tapi lembut.
Penyebab: setelan angin nggak pas, campuran bensin terlalu boros, saringan udara tersumbat, cuk macet, tipe busi yang dipake terlalu panas, tegangan koil pengapian kurang, dan juga dapat disebabkan karena rendahnya kompresi.
Akibatnya: asap knalpot hitam (kayak mesin solar), bensin jadi terasa boros, susah start waktu mesin dingin (biasanya terjadi pagi pagi, jadi telat ke kantor)
Solusi: Periksa setelan angin, posisi jarum skep, seluruh saluran angin di karburator, ganti busi yang sesuai, periksa cuk, bersihkan saringan udara.

3.Arang hitam basah
Ujung insulator, elektrode dan busi tertutup lapisan oli warna hitam agak basah.
Penyebab: Oli naik ke ruang bakar, tekanan oli terlalu tinggi, permukaan silinder oblak, katup dan bos katup aus, jumlah oli mesin melebihi kapasitas, campuran oli samping dan bensin nggak pas (untuk 2 tak), tekanan udara di bak oli terlalu tinggi.
Akibatnya: Pembakaran tidak sempurna, busi cepat mati, mesin susah hidup, bensin boros dan tenaga mesin loyo.
Solusi: Harus turun mesin euy, periksa seal klep nya, seher beserta ringnya, periksa campuran bahan bakar dan oli (untuk 2 tak), ganti busi baru, periksa selang pernapasan blok oli.

4.Lapisan Kuning Basah
Ujung insulator menunjukkan warna kuning agak coklat muda, kadang muncul warna hijau rada basah.
Penyebab: Bensin dan oli tercemar bahan lain seperti air atau pemakaian fuel additif yang nggak cocok.
Akibat: Mesin tersendat dan lambat berakselerasi. Kondisi busi seperti ini menyebabkan misfiring (knalpot meledak-ledak karena bahan bakar tidak terbakar habis).
Solusi: Setting kembali campuran bahan bakar, ganti additif dan busi baru. Pemakaian busi lama yang dibersihkan tidak disarankan, karena biasanya masih banyak terdapat arang di sela busi.

5. Kerak berlebihan
Kerak berwarna putih mengeras lalu bertumpuk di insulator dan elektrode. Bentuk elektrode berubah. Sekeliling inslutor warna kehitaman.
Penyebab: Naiknya serbuk besi hasil pergesekan yang dibawa oli ke ruang bakar, adanya benda-benda asing berukuran kecil yang masuk ruang bakar.
Akibat: Suara mesin agak kasar, silinder tergores, oli cepat kotor.
Solusi: Setel kembali mesin, ganti busi, kuras dan ganti baru seluruh oli mesin. Saat pergantian busi, lubang busi dan katup gas karburator harus tertutup agar terlindung dari masukya kotoran kedalam slinder.

6.Mesin Panas
Kondisi mesin overheated ditandai dengan makin menipisnya insulator dan elektrode massa, ada bintik-bintik kecil dan membentuk “bunga” karang kecil berwarna putih abu-abu.
Penyebab: Waktu pengapian terlalu maju (voor), distributor aus, pasokan bahan bakar terlalu pelit dan pemakaian busi tidak tepat(busi panas), nilai oktan bahan bakar terlalu tinggi serta mesin pendingin tidak berfungsi secara sempurna.
Akibat: Mesin ngelitik, tenaga mesin berkurang.Bila dibiarkan mesin bisa jebol.
Solusi: Cek kembali sistem dan waktu pengapian berikut campuran bahan bakar, ganti busi baru sesuai dengan rekomendasi pabrik, perbaiki sistem pendinginan. nb: jangan menggunakan minyak tanah untuk membersihkan ruangan mesin terutama bak oli, meskipun harus (pake minyak tanah) keringkan dulu sebelum dipasang.

7. Mesin Panas Berlebihan
(biasanya terjadi pada kendaraan yang memiliki lebih dari satu slinder)
Awalnya,hidung insulator meleleh.Kondisi yang sama selanjutnya terjadi pada elektrode massa.Ujung insulator dan elektrode massa melebur akhirnya menyatu,berwarna hitam keabuan, bercampur dengan deposit lain yang berada diruang bakar.
Penyebab: Adanya pengapian awal karena berpijarnya arag dalam ruang bakar,bagian tertentu dari ruang bakar mengalami panas berlebihan, pengapian silang karena induksi antara kabel busi serta tipe busi yang digunakan terlalu panas.Yang lain, mesin kadang dipaksa bekerja lebih berat.
Akibat: Mesin ngelitik dan pincang, mesin sulit mati, tenaga cepat drop.
Solusi: Sama dengan point 6 ditambah ruang mesin harus dibersihkan dari deposit arang.

8.Deposit Electrode Berlebihan
Insultor dan elektrode massa `ditempeli jaket deposit warna coklat muda.Hidung insulator menipis.
Penyebab: Pemakaian additif oli dan bensin yang tidak cocok,aliran campuran bahan bakar dari lubang venturi ke ruang bakar lemah dan ‘pelit’, tegangan koil terlalu tinggi.
Akibat: Mesin agak ngempos, gejala nembak karena celah elektrode busi mesin makin jauh (aus akibat tegangan tinggi), sulit hidup saat mesin dingin.
Solusi: Ganti busi baru, cek daun skep karburator dan bersihkan lubang venturi, tukar additif dengan merk yang cocok, periksa tegangan yang masuk ke koil, ganti koil sesuai tipe busi.

9.Pembungkus Insulator Pecah
Pembungkus insulator(Insulator nuse) pecah karena desakan tekanan diruang bakar sangat tinggi.Dalam kasus lebih ekstreem, pembentukan arang bisa terjadi antara insulator dan bagian tengah elektrode.
Penyebab: Kasus PCV(pernapasan antara tutup kepala silinder dan saluran isap) tersumbat, campuran terlalu miskin, waktu pengapian terlalu maju dan nilai oktan bensin terlalu rendah.
Akibat: Mesin menembak disertai detonasi berlebihan.
Solusi: Stel karburator, pengapian dan perbaiki nilai oktan bensin, bersihkan saluran PCV.

Rangkaian Digital Lock



Data Sheet : CD4013

Prinsip Kerja :

- Didalam IC 4013 terdapat 2 Rangkaian Flip-Flop ( FF 1 = Pin 1-6 ; FF 2 = pin 8-13 )
- Switch Lock Berfungsi untuk membuat keluaran IC 4013 akhir Berlogika HIGH
- Switch 1-4 Berfungsi untuk membuat keluaran IC 4013 akhir Berlogika LOW dengan catatan : Switch ditekan dengan cara berurutan.
- Ketika output berlogika HIGH akan memicu Transistor untuk mengaktifkan Relay
- Untuk men-LOW-kan Output dari IC tekan Switch dari 1-4 secara berurutan

Trik :

- Rangkaian ini bisa diaplikasikan sebagai kunci Digital
- Andaikata ke empat switch adalah angka 2654 maka angka 137890 gunakan sebagai switch Lock ( di rangkai secara Paralel )
- Bisa juga menggunakan angka double, sebagai contoh kode : 4444 atau 2622, untuk angka double rangkaian switch nya diparalel untuk setiap angka yang sama.
- Untuk Kode Lock yang mempunyai jumlah angka ganjil, Pisahkan rangkaian 2 set Flip-Flopnya pada IC 4013 yang terakhir dengan cara Lepas Jumper pin 5 dan pin 13, kemudian groundkan pin 5 FF ke-1 ( Pin 8-13 pada IC ini jangan terhubung dengan rangkaian / dilepaskan )

NB :
- Jika dalam memasukkan angka kombinasi ( Kode ) tertekan angka yang di jadikan switch Lock maka pemasukan angka kombinasi dimulai dari awal.
- Rangkaian ini bisa dimodifikasi dari 1 kode Lock hingga tak terhingga

Rangkaian Lampu Night Rider

Rangkaian pada gambar di bawah ini berfungsi untuk menyalakan 17 buah LED secara bergantian dari bawah ke atas ( kiri - kanan ) secara bolak-balik.

Rangkaian ini terdiri dari :
- IC Clock ( 555 )
- IC Pencacah pulsa naik turun 4 bit ( 74LS191 )
- IC Dekoder 4 ke 16 ( 74LS154 )
- IC NAND ( CD4011 )



Prinsip kerja :
- Kecepatan pergerakan LED dipengaruhi oleh besarnya Frekuensi detak ( Clock )
- Setiap detak akan di cacah oleh IC 74LS191 dengan metode pencacahan yang dipengaruhi oleh NAND LATCH
- Keluaran NAND LATCH akan berlogika tinggi jika pin 17 dari IC 74LS154 Berlogika rendah ( kondisi ini akan membuat cacahan menaik )
- Keluaran NAND LATCH akan berlogika rendah jika pin 1 dari IC 74LS154 Berlogika rendah ( kondisi ini akan membuat cacahan menurun )

Metode :
- Ketika cacahan menaik maka nyala LED akan bergerak dari pin 1 ke pin 17
- Sebaliknya setelah LED pada pin 17 nyala maka cacahan akan menurun dari pin 17 ke pin 1

Terminal TG ED pada Motor Coupling Terhadap Speecon

Menggunakan Speecon ( Box di cat Kuning ):

Terminal nomer :

1. AC 220v ( Phase / Netral )
2. AC 220v ( Phase / Netral )
3. Kumparan ED ( Feed Back ) - Vdc
4. Kumparan ED ( Feed Back ) + Vdc
5. Kumparan TG ( Vac ) ~
6. Kumparan TG ( Vac ) ~
7. +12 Vdc ( Potensio 500 ohm pin 3 )
8. Load ( Potensio 500 ohm pin 2 )
9. Ground ( Potensio 500 ohm pin 1 )

Terminal Coupling Motor :

Dihitung dari Sebelah Selatan
1. 4
2. 3
3. 5
4.
5. 6

Sugar Driyer

ASEA 1

Proses langkah kerja pd driyer ASEA 1 :

1. Putaran Spin Motor pada 150 Rpm, dalam hal ini melakukan juga :
- Semprot air hangat ( 50 C ) pada dinding driyer
2. Buka Drip Gate setedetik kemudian buka Main Gate, dalam hal ini melakukan juga :
- Gula turun sampai menyentuh Cokro ( signal untuk menutup Main gate )
3. Putaran Spin Motor Dari 150 Rpm Naik ke putaran 1200 Rpm, dalam hal ini melakukan juga :
- Penyemprotan air hangat dari Rpm 250 sampai Rpm 500
- Penyemprotan Steam ( Udara panas ) dari Rpm 750 sampai Rpm 1200
- Bertahan pada Putaran Rpm 1200 kurang lebih selama 25 detik
4. Putaran Spin turun dari Rpm 1200 ke Rpm 75, Dalam hal ini melakukan juga :
- Bottom Cover membuka
- Scrap Bekerja menurunkan gula yang melekat pada dinding driyer dari atas ke bawah
- Bottom Cover Menutup
- Scrap kembali ke atas ke posisi semula